Wednesday, June 4, 2008

Menggapai Ketenangan Jiwa

Dalam perkembangan hidupnya, manusia
seringkali berhadapan dengan berbagai
masalah yang mengatasinya berat.

Akibatnya timbul kecemasan, ketakutan
dan ketidaktenangan, bahkan tidak
sedikit manusia yang akhirnya sehingga
melakukan tindakan-tindakan yang semula
dianggap tidak mungkin dilakukannya,
baik melakukan kejahatan terhadap orang
lain seperti banyak terjadi kes
pembunuhan termasuk pembunuhan terhadap
anggota keluarga sendiri maupun
melakukan kejahatan terhadap diri
sendiri seperti meminum minuman keras
dan ubat-ubat terlarang hingga tindakan
bunuh diri.

Oleh kerana itu, ketenangan dan
kedamaian jiwa sangat diperlukan dalam
hidup ini yang terasa kian berat
dihadapinya.

Itu sebabnya, setiap orang ingin
memiliki ketenangan jiwa. Dengan jiwa
yang tenang kehidupan ini dapat dijalani
secara teratur dan benar sebagaimana
yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya.

Untuk menggapai ketenangan jiwa, banyak
orang yang mencapainya dengan cara-cara
yang tidak Islami, sehingga bukan
ketengan jiwa yang didapat tapi malah
membawa kesemrawutan dalam jiwanya itu.

Untuk itu, secara tersurat, Al-Qur'an
menyebutkan beberapa cara yang perlu
kita praktis.

1. DZIKRULLAH.

Dzikir kepada Allah Swt merupakan cara
untuk menggapai ketenangan jiwa, yakni
dzikir dalam arti selalu ingat kepada
Allah dengan menghadirkan nama-Nya di
dalam hati dan menyebut nama-Nya dalam
berbagai kesempatan. Bila seseorang
menyebut nama Allah, memang ketenangan
jiwa akan diperolehnya.

Ketika berada dalam ketakutan lalu
berdzikir dalam bentuk menyebut ta'awudz
(mohon perlindungan Allah), dia menjadi
tenang.

Ketika berbuat dosa lalu berdzikir dalam
bentuk menyebut kalimat istighfar atau
taubat, dia menjadi tenang kembali
kerana merasa telah diampuni
dosa-dosanya itu.

Ketika mendapatkan kenikmatan yang
berlimpah lalu dia berdzikir dengan
menyebut hamdalah, maka dia akan meraih
ketenangan karena dapat memanfaatkannya
dengan baik dan begitulah seterusnya
sehingga dengan dzikir, ketenangan jiwa
akan diperoleh seorang muslim,

Allah berfirman yang artinya: "(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tentram dengan mengingat Allah.
Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah
hati menjadi tentram" (Ar-Ra'ad: 28).

Untuk mencapai ketenangan jiwa, dzikir
tidak hanya dilakukan dalam bentuk
menyebut nama Allah, tapi juga dzikir
dengan hati dan perbuatan. Karena itu,
seorang mu'min selalu berdzikir kepada
Allah dalam berbagai kesempatan, baik
duduk, berdiri maupun berbaring.

"Kemudian apabila kamu telah selesai
mengerjakan sembahyang, maka hendaklah
kamu menyebut dan mengingati Allah
semasa kamu berdiri atau duduk dan
semasa kamu berbaring." (an-Nisa':103)

2. YAKIN AKAN PERTOLONGAN ALLAH.

Dalam hidup dan perjuangan, seringkali
banyak mehnah, tribulasi tentangan dan
hambatan yang harus dihadapi, adanya
hal-hal itu seringkali membuat manusia
menjadi tidak tenang yang membawa pada
perasaan takut yang selalu
menghantuinya. Ketidaktenangan seperti
ini seringkali membuat orang yang
menjalani kehidupan menjadi berputus asa
dan bagi yang berjuang menjadi takluk
bahkan berkhianat.

Oleh kerana itu, agar hati tetap tenang
dalam perjuangan menegakkan agama Allah
dan dalam menjalani kehidupan yang
sesulit apapun, seorang muslim harus
yakin dengan adanya pertolongan Allah
dan dia juga harus yakin bahwa
pertolongan Allah itu tidak hanya
diberikan kepada orang-orang yang
terdahulu, tapi juga untuk orang
sekarang dan pada masa mendatang,

Allah berfirman yang ertinya: "Dan Allah
tidak menjadikan pemberian bala bantuan
itu melainkan sebagai khabar gembira
bagi (kemenangan)mu, dan agar tentram
hatimu karenanya. Dan kemenangan itu
hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana" ('ali-Imran: 126)

"Dan Allah tidak menjadikan (bantuan
malaikat) itu melainkan sebagai berita
gembira dan supaya hati kamu tenang
tenteram dengannya dan kemenangan itu
pula hanyalah dari sisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha
Bijaksana."(al-anfal : 10)

Dengan memperhatikan betapa banyak
bentuk pertolongan yang diberikan Allah
kepada para Nabi dan generasi sahabat
dimasa Rasulullah SAW, maka sekarangpun
kita harus yakin akan memperoleh
pertolongan Allah itu dan ini membuat
kita menjadi tenang dalam hidup ini.

Namun harus kita ingat bahwa pertolongan
Allah itu seringkali baru datang apabila
seorang muslim telah mencapai kesulitan
yang sangat atau dipuncak kesulitan
sehingga kalau diumpamakan seperti
jalan, maka jalan itu sudah buntu dan
mentok. Dengan keyakinan seperti ini,
seorang muslim tidak akan pernah cemas
dalam menghadapi kesulitan karena memang
pada hakikatnya pertolongan Allah itu dekat.

Allah berfirman yang artinya: "Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk
syurga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang
terdahulu sebelum kamu?. Mereka ditimpa
oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan) sehingga berkatalah rasul dan
orang-orang yang beriman: "bilakah
datangnya pertolongan Allah?". Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat
dekat" (QS Al-Baqarah : 214).

3. MEMPERHATIKAN BUKTI KEKUASAAN ALLAH.

Kecemasan dan ketidaktenangan jiwa
adalah kerana manusia seringkali terlalu
merasa yakin dengan kemampuan dirinya,
akibatnya kalau ternyata dia merasakan
kelemahan pada dirinya, dia menjadi
takut dan tidak tenang, tapi kalau dia
selalu memperhatikan bukti-bukti
kekuasaan Allah dia akan menjadi yakin
sehingga membuat hatinya menjadi
tentram, hal ini kerana dia sedari akan
besarnya kekuasaan Allah yang tidak
perlu dicemasi, tapi malah untuk dikagumi.

Allah berfirman yang artinya:

"Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata:
"Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang
mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah
kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku telah
meyakininya, akan tetapi agar hatiku
tenang (tetap mantap dengan imanku)".
Allah berfirman: ("kalau begitu)
ambillah empat ekor burung, lalu
cincanglah, kemudian letakkan di atas
tiap-tiap satu bukit satu satu bagian
dari bagian-bagian itu, kemudian
panggillah mereka, niscaya mereka datang
kepadamu dengan segera".Dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana" (QS al-Baqarah: 260).

4. BERSYUKUR.

Allah Swt memberikan kenikmatan kepada
kita dalam jumlah yang amat banyak.
Kenikmatan itu harus kita syukuri kerana
dengan bersyukur kepada Allah akan
membuat hati menjadi tenang, hal ini
kerana dengan bersyukur, kenikmatan itu
akan bertambah banyak, baik banyak dari
segi jumlah ataupun minimal terasa
banyaknya. Tapi kalau tidak bersyukur,
kenikmatan yang Allah berikan itu kita
anggap sebagai sesuatu yang tidak ada
ertinya dan meskipun jumlahnya banyak
kita merasakan sebagai sesuatu yang sedikit.

Apabila manusia tidak bersyukur, maka
Allah memberikan azab yang membuat
mereka menjadi tidak tenang,

Allah berfirman yang ertinya: "Dan Allah
telah membuat suatu perumpamaan (dengan)
sebuah negeri yang dahulunya aman lagi
tentram, rezekinya melimpah ruah dari
segenap tempat, tetapi (penduduk) nya
mengingkari nikmat-nikmat Allah; kerana
itu Allah merasakan kepada mereka
pakaian kelaparan dan ketakutan,
disebabkan apa yang selalu mereka
perbuat" (al-Nahl: 112)

5. TILAWAH, TASMI' DAN TADABBUR AL-QUR'AN.

Al-Qur'an adalah kitab yang berisi
sebaik-baik perkataan, diturunkan pada
bulan suci Ramadhan yang penuh dengan
keberkahan, kerananya orang yang membaca
(tilawah), mendengar bacaan (tasmi') dan
mengkaji (tadabbur) ayat-ayat suci
Al-Qur'an nescaya menjadi tenang
hatinya, manakala dia betul-betul
beriman kepada Allah Swt,

Allah berfirman yang artinya: "Allah
telah menurunkan perkataan yang baik
(yaitu) Al- Qur'an yang serupa lagi
berulang-ulang, gementar kerananya kulit
orang-orang yang takut kepada Tuhanya,
kemudian menjadi tenang kulit dan hati
mereka di waktu mengingat Allah. Itulah
petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia
menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan barangsiapa yang disesatkan Allah,
maka tidak ada seorangpun pemberi
petunjuk baginya" (az-Zumar: 23).

Oleh kerana itu, sebagai mu'min,
interaksi kita dengan al-Qur'an haruslah
sebaik mungkin, baik dalam bentuk
membaca, mendengar bacaan, mengkaji dan
mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Manakala interaksi kita
terhadap Al-Qur'an sudah baik, maka
mendengar bacaan Al-Qur'an saja sudah
membuat keimanan kita bertambah kuat
yang berarti lebih dari sekedar
ketenangan jiwa,

Allah berfirman yang ertinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman
adalah mereka yang apabila disebut nama
Allah gementarlah hati mereka dan
apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka
(kerananya) dan kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal" (al-Anfal: 2).

Dengan berbekal jiwa yang tenang itulah,
seorang muslim akan mampu menjalani
kehidupannya secara baik, sebab baik dan
tidak sesuatu seringkali berpangkal dari
persoalan mental atau jiwa. Kerana itu,
Allah Swt memanggil orang yang jiwanya
tenang untuk masuk ke dalam syurga-Nya,

Allah berfirman yang artinya: "Hai jiwa
yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang puas lagi diredhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jamaah
hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam
syurga-Ku" (al-Fajr: 27-30).

Akhirnya, menjadi tanggung jawab kita
bersama untuk memantapkan ketenangan
dalam jiwa kita masing-masing sehingga
kehidupan ini dapat kita jalani dengan
sebaik-baiknya.

No comments:

Post a Comment

Islamic Calendar

Alhamdulillah....

Bersyukur kepada Allah S.W.T. yang memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita. Dalam dosa dan kesalahan yang kita lakukan sehari-hari Allah tetap tidak mengazab kita yang masih hidup ini. Cuba bayangkan umat terdahulu, mereka berbuat maksiat, kejahatan dan sebagainya. Apa yang mereka dapat? Mereka diazab Allah dimuka bumi ini lagi.. Firaun, tenggelam dalam laut. Qarun, disedut kedalam bumi bersama hartanya. Semua telah di ceritakan dalam Al-Quran, untuk kita ambil ikhtibar. Sedarlah...... Allah masih memberi kita peluang, gunakanlah sebelum terlambat. Janganlah sudah di dalam kubur baru menyesal. Penyesalan itu dah tak berguna lagi...